Perkembangan kognitif dan bahasa
pada individu akan memengaruhi proses belajarnya. Dalam memahami berbagai
tahapan perkembangan individu, baik kognitif, bahasa, ataupun psikososial,
perlu dipahami beberapa prinsip dasar perkembangan manusia, sebagai
berikut :
a.
Proses perkembangan sebagai pola yang dapat diprediksi
(predictable sequence). Tahapan perkembangan mengikuti pola-pola yang dialami
individu pada umumnya. Misalnya, bayi berusia 2 bulan akan mulai dapat
memiringkan badan dan menelungkupkan badan.
- Setiap individu berkembang dengan kecepatan yang
berbeda.
- Peningkatan kecepatan perkembangan dapat timbul
selama masa perkembangan
- Perkembangan dipengaruhi oleh pola asuh dan
lingkungan
- Dalam masa perkembangan, setiap individu memiliki
sensitive period, masa-masa kritis dalam perkembangan individu.
A.
Definisi Perkembangan Kognitif
Istilah “Cognitive” berasal
dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti.
Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan,
dan penggunaan pengetahuan . Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah
kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia /
satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap
perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan,
memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,
kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.
Jean Piaget lahir di Neuchatel,
Swiss. Sejak kecil, ia tertarik pada alam dan senang mengamati burung-burung,
ikan, dan binatang lainnya di alam bebas, sehingga akhirnya tertarik pada
pelajaran biologi di sekolah. Sejak umur 10 tahun ia telah menerbitkan karangan
pertamanya tentang burung “Pipit Albino” pada majalah ilmu pengetahuan alam.
Pada umur 15 tahun ia menolak tawaran sebagai curator koleksi moluska di museum
Ipa di Geneva, karena ingin menyelesaikan sekolah menengahnya. Pada tahun 1916,
Piaget menyelesaikan pendidikan sarjana bidang biologi di Universitas Neuchatel.
Pada usia 21 tahun ia telah menyelesaikan disertasi tentang moluska dan
memperoleh gelar doctor filsafat. Setelah menyelesaikan pendidikan formal,
Piaget memutuskan untuk mendalami psikologi di Zurich. Pada tahun 1919, ia
meninggalkan Zurich dan pergi ke Paris. Selama dua tahun, ia tinggal di
Universitas Sorbonne, belajar psikologi klinis, logika, serta epistemology.
B.
Teori Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Piaget
1. Konsep Kunci
Piaget mengajukan empat konsep pokok dalam menjelaskan perkembangan
kognitif. Keempat
konsep yang dimaksud adalah skema, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium.
a. Skema
Skema
menggambarkan tindakan mental dan fisik dalam mengetahui dan memahami
objek.Dalam pandangan Piaget Skema meliputi kategori pengetahuan dan proses
memperoleh pengetahuan.Misalnya anak memiliki skema tentang jenis binatang ,
misalnya kambing.Apabila anak hanya memiliki pengalaman bahwa kambing itu
kecil, maka dia akan menggeneralisasikan bahwa semua kambing adalah binatang
kecil. Namun seandainya anak itu menghadapi kambing yang besar, anak itu akan
memasukkan informasi baru, memodifikasi skema yang telah dimiliki, yang pada
akhirnya dia dapat mengatakan bahwa kambing itu ada yang besar dan ada pula
yang kecil.
b. Asimilasi
Merupakan proses
memasukkan informasi ke dalam skema yang telah dimiliki.Proses ini agak
bersifat subjektif, karena seseorang cenderung memodifikasi pengalaman yang
telah dimiliki sebelumnya. Dengan menggunakan contoh tersebut, dengan melihat
kambing kemudian anak itu menamakannya kambing. Maka, anak itu telah
mengasimilasikan binatang tersebut ke dalam skema kambing yang ada pada anak
tersebut.
c. Akomodasi
Akomodasi merupakan proses mengubah skema yang telah dimiliki ke dalam
informasi baru. Skema akan terus dikembangkan selama akomodasi.
d. Ekuilibrium
Piaget
percaya bahwa setiap anak mencoba memperoleh keseimbangan antara asimilasi dan
akomodasi dengan menerapkan mekanisme keseimbangan.
Anak mengalami kemajuan karena adanya perkembangan kognitif, maka penting
untuk mempertahankan keseimbangan antara menerapkan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya (asimilasi) dan
mengubah perilaku karena adanya pengetahuan baru (akomodasi). Ekuilibrium ini
menjelaskan cara anak berfikir ke tahap selanjutnya.
Menurut Piaget, perkembangan manusia
melalui empat tahap perkembangan kognitif dari lahir hingga dewasa . setiap
tahap ditandai oleh munculnya kemampuan intelektual baru dimana manusia mulai
mengerti dunia yang bertambah kompleks. Berikut kita akan lihat tahap-tahap
perkembangan kognitif menurut Paiget, seperti yang terdapat dalam kolom berikut
:
Tahap
|
Umur
|
Karakteristik dan Kemampuan
|
Sensorimotor
|
0 hingga 2 tahun
|
Mulai mempergunakan imitasi, ingatan dan fikiran,
mulai mengerti bahwa objek tidak hilang ketika disembunyikan.
|
Pra-Operasional
|
2 hingga 7 tahun
|
Secara gradual mengembangkan penggunaan bahasa dan
kemampuan untuk berfikir dalam bentuk simbolik, berfikirnya masih egosentris
dan berpusat. Anak mulai menjelaskan dunia dengan kata dan gambar
|
Operasional-Konkret
|
7 hingga 11 tahun
|
Mampu mengatasi masalah-masalah konkret secara
logis, memahami hukum-hukum percakapan, mampu mengklasifikasikan dan
mengurutkan dari besar ke kecil begitu juga sebaliknya
Memahami reversibilitas ( kemampuan untuk memikirkan
serangkaian langkah, lalu membalikkan langkah itu secara mental kembali ke
titik awal.
|
Operasional Formal
|
11 hingga dewasa
|
Mampu berfikir abstrak dan dapat menganalisis
masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah. Mengembangkan
tentang isu-isu sosial dan identitas.
|
2. Implikasi
Pembelajaran
Terdapat
beberapa hal yang dapat dimanfaatkan untuk dasar pertimbangan tatkala mengajar:
a. Tatkala guru mengajar hendaknya
menyadari bahwa banyak siswa
remaja yang belum dapat mencapai tahap berfikir operasional formal secara
sempurna, kondisi ini menuntut
konsekuensi pada penyusunan kurikulum, hendaknya tidak terlalu formal dan
abstrak.
b. Kondisi
pembelajaran diciptakan dengan nuansa eksplorasi dan penemuan.
c.
Metode pembelajaran hendaknya mengarah pada
konstruktivisme
d. Setiap akhir pembelajaran siswa diminta membuat “map mind”
Aktivitas mental anak terorganisasi
dalam suatu struktur kegiatan mental yang disebut ”skema” atau pola tingkah
laku. Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang menjadi
perhatian Piaget yaitu struktur, isi dan fungsi :
Struktur : Piaget memandang ada hubungan fungsional antara
tindakan fisik, tindakan mental dan perkembangan logis anak-anak. Tindakan
(action) menuju pada operasi-operasi dan operasi-operasi menuju pada
perkembangan struktur-struktur.
Isi : Merupakan pola perilaku anak
yang khas yang tercermin pada respon yang diberikannya terhadap berbagai
masalah atau situasi yang dihadapinya.
Fungsi : adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual.
Menurut Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu
organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan pada organism kemampuan untuk
mengestimasikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau psikologis menjadi
system-sistem yang teratur dan berhubungan.
C.
Asumsi Dasar Teori Perkembangan
Kognitif Piaget
Beberapa asumsi dasar dari
teori perkembangan kognitif Piaget:
·
Anak bersifat aktif dan “motivational learner”
·
Anak membangun pengetahuan dari pengalaman
langsung
·
Anak belajar melalui asimilasi dan akomodasi
Dalam pandangan Piaget, terdapat dua
proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan
penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita melakukan
pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa
kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi. Asimilasi
terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan
mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu
menyesuaikan diri dengan informasi baru.
- Interaksi
penting melalui interaksi fisik dan lingkungan sosial
- Kompleksitas
tingkatan kognitif melalui equilibrium, yaitu kondisi dimana individu
dapat menjelaskan konsep-konsep baru yang dipahaminya.
- Perkembangan
kognitif hanya dapat terjadi setelah masalah-masalah neurologis teratasi.
Tahapan
Perkembangan Kognitif
1. Sensorimotor Stage
- Skema
yang terbentuk berdasarkan persepsi terhadap obyek nyata yang
dilihat.
- Belum
dapat melakukan skema mental.
- Melakukan
eksperimen trial-error.
2. Preoperational Stage
- Skema
yang dimiliki sudah merepresentasikan objek yang dilihat, tetapi masih
belum melakukan penalaran logis.
- Mulai
dapat melakukan Symbolic thinking, walaupun masih dalam bentuk illogical.
Misalnya, anak mengenal konsep bandut, dan mengenali badut walaupun dalam
kostum badut yang berbeda.
- Preoperational
egocentrism : kemampuan melihat situasi dari sudut pandang orang
lain
- Egocentric
speech : mengatakan sesuatu tanpa menyadari maknanya secara penuh
3. Concrete operational stage
- Mulai
dapat berpikir logis seperti orang dewasa tetapi masih terbatas dalam
pemahaman realitas nyata.
- Dapat
melakukan klasifikasi
- Dapat melakukan
penalaran deduktif
4. Formal Operational stage
- Proses
penalaran logis terhadap objek abstrak mulai terbentuk sama baiknya dengan
penalaran logis pada objek konkret.
- Mulai
dapat membuat konsep abstrak, hipotesis, ataupun kesimpulan.
D. Teori
Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Bruner
1. Konsep Kunci
Brunner dalam menyusun teori perkembangan kognitif memperhitungkan enam hal.
a. Perkembangan intelektual ditandai oleh meningkatnya variasi respon terhadap
stimulus.
b. Pertumbuhan tergantung pada perkembangan intelektual dan system pengolahan
informasi yang dapat menggambarkan realita.
c. Perkembangan intelektual
memerlukan peningkatan kecakapan untuk mengatakan pada dirinya sendiri dan
orang lain, melalui kata – kata atau symbol.
d. Interaksi antara guru dengan siswa adalah penting bagi perkembangan
kognitif.
e. Bahasa menjadi kunci
perkembangan kognitif.
f. Pertumbuhan kognitif ditandai
oleh semakin meningkatnya kemampuan melakukan berbagai kegiatan secara
bersamaan dan mengalokasikan perhatian secara runtut pada berbagai situasi.
2. Tahap Perkembangan
Bruner
mengelompokan ada tiga perkembangan kognitif :
1. Tahap enaktif.
Pada tahap ini anak memahami
ligkungannya. Contohnya saja anak yang sedang belajar naik sepeda.
2. Tahap ikoni.
Pada tahap ini informasi dibawa anak
melalui imageri. Karakteristik tunggal pada obyek yang diamati dijadikan
sebagai pegangan, dan pada akhirnya anak mengembangkan memori visual.
3. Tahap simbolik.
Pada tahap ini tindakan tanpa pemikiran
terlebih dahulu dan pemahaman perseptual sudah berkembang. Pada tahap simbolik
ini memberikan peluang anak untuk menyusun gagasan secara padat, misalnya
menggunakan gambar yang saling berhubungan atau mengunakan bentuk-bentuk
tertentu.
3. Implikasi terhadap
Pembelajaran
1. Anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru perlu
memperlihatkan fenomena atau masalah kepada anak. Hal ini dapat dilakukan
melalui kegiatan wawancara atau pengamatan terhadap objek.
2. Anak, terutama pada pendidikan anak usia dini dana anak SD kelas rendah,
akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari,
misalnya dengan melihat, merasakan, mencium, dan sebagainya. Pendekatan
pembelajaran diskoveri atau pendekatan pembelajaran induktif lainnya akan lebih
efektif dalam proses pembelajaran anak.
3. Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik
minat dan mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena itu, pengalaman baru yang
dipelajari anak harus sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki anak.
E.
Teori Perkembangan Kognitif Menurut
Pandangan Vygotsky
Tiga konsep
yang dikembangkan dalam teori vygotsky (Tappan, 1998) : (1)
keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila di analisis dan pahami apabila dianalisis
dan di interpretasikan secara developmental; (2) kemampuan kognitif yang di
mediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus yang berfungsi sebagai alat
psikologis untukmembantu dan menstraformasi aktivitas mental; dan (3) kemampuan
kognitif berasal dari relasi social dan dipengaruhi oleh latarbelakag
sosiokultural.
Vygotsky
berpendapat bahwa pada masa kanak kanak awal (early childhood), bahasa mulai
digunaka sebagai alat yang membantu anak untuk merancang aktivitas dan
memecahkan problem. Vygotsky percaya bahwa kemampuan kognitif berasal dari
hubungan social dan kebudayaan. Oleh karena itu karena itu perkembangan anak
tidak bisa dipisahkan dari kegiatan social dan cultural ( Holland, dkk 2001 ).
Dia percaya bahwa perkembangan memori , perhatian dan nalar, melibatkan
pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada dalam masyarakat, seperti bahasa,
system matematika, dan strstegi memori. Pada satu kultur, konsep ketiga ini
dimaksudkn mungkin berupa pelajaran menghitung dengan menggunkan computer, namun
dalam kultur yang berbeda, pembelajaran ini mungkin berupa pelajaran berhitung
menggunakan batu dan jari.
Teori
vygotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi situasi
dan bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di antara orang
dan lingkungan, yang mencaku objek artifak, alat, buku, dan komunitas tempat
orang berinteraksi dengan orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa
perkembangan kognitif berasal dari situasi social.
Vygotsky
mengemukakan beberapa ide tentang zone of proxsimal development (ZPD). Zone of
proximal development (ZPD) adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai
anak secara sendirian, tapi dapat dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau
anak yang lebih mampu. Untuk memahami batasan ZPD anak, terdapat batasan atas,
yaitu tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat dikerjakan
anak dengan bantuan instruktur yang mampu, diharapkan pasca bantuan ini anak
tatkala melakukan tugas sudah mampu tanpa bantuan orang lain dan batas
bawah, yang dimaksud adalah tingkat problem yang dapat dipecahkan oleh anak
seorang diri.
ZPD menurut
vygotsky menunjukkan akan pentingnya pengaruh social, terutama pengaruh
instruksi atau pengajaran terhadap perkembangan kognitif anak ( Hasse,
2001). Salah satu Contoh aplikasi konsep ZPD adalah tutorial tatap muka
yang diberikan pada guru Selandia Baru dalam program Reading Recovery. Tugas
ini dimulai dengan tugas membaca yang sudah dikenal dengan baik, kemudian
pelan-pelan memperkenalkan strategi membaca yang belum dikenal dan kemudian
menyerahkan control aktivitas kepada si anak sendiri ( Clay & Cazden dalam
Santrocks, 2008 ).
Scaffolding
yaitu teknik untuk mengubah tingkat dukungan. Selama sesi pengajaran, orang
yang lebih ahli ( guru atau siswa yang lebih mampu ) menyesuaikan jumlah
bimbingannya dengan level kinerja siswa yang di capai. Ketika tugas siswa yang
akan di pelajari merupakan tugas baru, maka orang yang lebih ahli dapat
menggunakan teknik intruksi langsung. Saat kemampuan sisa meningkt, maka
semakin sedikit bimbingan yang diberikan.
Dialog
merupakan alat penting dalam teknik ini di dalam ZPD . Didalam hal ini vygotsky
menganggap anak memmpunyai konsep yang banyak, namun tidak sistematis, tidak
teratur, dan spontan. Tatkala anak mendapatkan bimbingan dari para ahli, mereka
akan membahas konsep yang lebih sitematis, logis ,dan rasional.
Bahasa dan
pemikiran. Vygotsky berkeyakinan bahwa anak menggunakan bahasa bukan hanya
untuk berkomunkikasi saja, melainkan juga untuk merencanakan, memonitor
perilaku mereka dengan caranya sendiri. Penggunaan bahasa untuk mengatur diri
sendiri, dinamakan pembicaraan batin (inner speech) atau berbicara sendiri
(private speech). Menurut piaget, berbicara sendiri bersifat egosentris dan
tidak dewasa tetapi menurut vygotsky adalah alat penting bagi pemikiran selama
mas kanak kanak. Tatkala anak sering meakukan pembicaraan batin, ia justru akan
lebih kompeten secara social. Karena anak menginternalisasikan pembicaraan
egosentrisnya dalam bentuk pembicaraan batin kemudian pembicaraan batin ini
menjadi pemikiran mereka. Oleh karena itu pembicaraa batin dapat
mempresentasikan transisi awal untuk menjadi lebih komuniktif secara social.
Implikasi
Dalam Pembelajaran
Pembelajaran
akan lebih efektif tatkala seorang guru mengajar dengn menggunakan teori vygotsky sebagai landasan, bentuk pembelajaran yang dimaksud adalah :
a. Sebelum
mengajar, seorang guru hendaknya dapat memahami ZPD siswa batas bawah sehingga
bermanfaat untuk menyusun struktur materi pembelajaran. Implikasinya guru lebih akuat tatkala menyusun strategi
mengajarnya, sehingga tidak melulu selalu memberikan bimbingan kepada siswa.
Dampak pengiringnya adalah siswa dapat belajar sampai tingkat keahlian yang
diharapkan dan mencapai ZPD pada batas atas.
b. Untuk
mengembangkan pembelajaran yang komunitas seorang guru perlu memanfaatkan tutor
sebaya didalam kelas.
c. Dalam
pembelajaran seorang guru hendaknya menggunakan teknik scaffolding dengan
tujuan siswa dapat belajar atas inisiatifnya sendiri, sehingga mereka dapat
mencapai keahlian pada batas atas ZPD.
F. Teori Perkembangan Bahasa Menurut Pandangan Chomsky
1. Pengertian
Perkembangan bahasa dalam
psikolinguistik diartikan sebagai proses untuk memperoleh bahasa, menyusun
tatabahasa dari ucapan – ucapan, memilih ukuran penilaian tatabahasa yang paling
tepat dan paling sederhana (Tarigan, 1986 : 243). Proses perkembangan bahasa
dijelaskan melalui dua pendekatan :
a. Navistik :
struktur bahasa telah ditentukan secara biologik sejak lahir (tarigan,1986 :257)
b. Empiris :
kemampuan berbahasa merupakan hasil belajar individu dalam berinteraksi dengan
lingkungan (orang dewasa yang berbahasa).
2. Tahap – tahap Perkembangan
Perkembangan
bahasa sebagai aspek universal berlangsung dalam suatu pola yang bertahap :
a. Tahap
Pralinguistik : perkembangan permulaan bahasa yang dimulai sejak usia mulai 3
bulan. Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang
mempunyai fungsi komunikatif.
b. Tahap
Halofrastik : pada usia sekitar satu tahun anak mulai mengucapkan kata – katanya
pertama.contoh : “kursi “.
c. Tahap
kalimat dua kata : anak mulai lebih banyak kemungkinan untuk menyatakan maksud
dan berkomunikasi dengan kalimat dua kata .contoh “ kucing papa “.
d. Tahap
perkembangan tata bahasa : berkisar antara 2 – 5 tahun, anak mulai
mengembangkan sejumlah sarana tata bahasa, panjang kalimat bertambah, ucapan
yang dihasilkan semakin kompleks.
e. Tahap
perkembangan tata bahasa menjelang dewasa : berkisar 5 – 10 tahun, anak
mulai mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih rumit.
f. Tahap
kompetensi lengkap : berkisar 11 tahun sampai dewasa,anak semakin lancar dan
fasih dalam berkomunikasi dengan bahasa.
Kemampuan
Berbahasa dan Berpikir
Berpikir
merupakan rangkaian proses kognisi yang bersifat pribadi yang berlangsung selama
terjadinya stimulus sampai dengan munculnya respon ( Morgan 1989 :228 ).
Dalam
aktivitas berpikir di dalamnya melibatkan bahasa.Berpikir merupakan percakapan
dalam hati.Bahasa merupakan alat untuk berpikir mengekspresiakn hasil pemikiran
tersebut.Jadi berpikir dan berbahasa merupakan dua aktivitas bersamaan.Faktor
yang paling berperan adalah faktor kognisi.
G. Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
a. Faktor
Biologis
Kemampuan
kodrati atau alami yang memungkinkannya menguasai bahasa.Potensi alam ini
bekerja secara otomatis.
b. Faktor
lingkungan
Lingkungan
yang kaya dengan kemampuan bahasanya akan memberikan kesempatan yang lebih
besar bagi berkembangnya bahasa individu yang tinggal di dalamnya.
Implikasi
dalam Pembelajaran
Upaya yang
dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, di antaranya adalah :
a. Mengupayakan lingkungan yang dapat memberikan kesempatan seluas – luasnya
bagi perkembangan bahasa secara optimal.Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
perlu dikembangkan menjadi lingkungan yang dapat memberikan kesempatan bagi
anak untuk belajar, berlatih, dan mengembangkan kemampuan bahasa.
b. Pengenalan sejak dini terhadap lingkungan yang memiliki variasi kemampuan
bahasa pada anak sangat diperlukan untuk memacu perkembangan bahasa.
c. Mengembangkan
strategi untuk mempermudah penguasaan bahasa. Antara lain: cara untuk
memudahkan mengingat, meniru, mengalami langsung dan bermain.
Implikasi Perkembangan Kognitif dan
Bahasa terhadap Pendidikan
Prinsip
|
Implikasi Pendidikan
|
Anak
secara aktif mengkonstruk pengetahuannya
|
Stimulasi
anak dengan memberikan kesempatan berkesperimen dengan objek dan event
|
Interaksi
sosial penting dalam mengembangkan kemampuan kognitif
|
Stimulasi
anak dengan kesempatan untuk menunjukkan atau membagi ide2 nya ataupun
perspective sudut pandangnya
|
Perkembangan
kognitif melibatkan informasi baru untuk prior knowledge-nya
|
Pastikan
anak memiliki prior knowledge dan pengalaman yang dapat digunakan untuk
menghubungkan materi-materi baru. Gunakan pengetahuan sebelumnya untuk
membantu memahami berbagai ide dan informasi baru
|
Pengetahuan
anak proses kognitifnya meningkat dan lebih terorganisasi / terintegrasi
|
Bantu
siswa untuk menemukan hubungan2 antara konsep dan ide
|
Kesiapan
siswa dalam menyelesaikan tugas menentukan apakah tugas tersebut turut
meningkatkan kemampuan kognitifnya
|
Bagi tugas
sesuai level pemahaman
|
Perkembangan
kognitif dan bahasa saling terhubung
|
Kembangkan
kemampuan kognitif dan bahasa secara simultan dengan memanfaatkan pelajaran
atau materi yang ada
|
H.
Kesimpulan
Dari
penjelasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah
produk dari proses biologis, kognitif, dan sosioemosional, yang sering kali
saling terkait. Periode perkembangan mencakup bayi, anak-anak awal, menengah
dan akhir, remaja, dan dewasa awal. Jean Piaget mengajukan teori tentang
perkembangan kognitif anak yang melibatkan proses-proses penting: skema,
asimilasi, akomodasi, organisasi, ekuilibrasi. Dalam teorinya, perkembangan
kognitif terjadi dalam urutan empat tahap, yaitu sensori motor (dari kelahiran
hingga usia 2 tahun), pra-operasional (3-7 tahun), operasional konkret (7-11
tahun), dan operasional formal (11-15 tahun). Pada masing-masing tahap
mengalami kemajuan secara kualitatif. Di sisi lain, Lev Vygotsky mengemukakan teori tentang perkembangan
kognitif. Vygotsky menekankan bahwa keahlian kognitif perlu diinterpretasikan
secara developmental, dimediasi oleh bahasa, dan punya asal-usul dari relasi
sosial dan kultur.
Bruner
menyatakan teori perkembangan kognitif seseorang ditandai oleh meningkatnya
variasi respon terhadap stimulus. Dimana perkembangan kognitif seseorang
berkembang dari tahap enaktif ke ikonik dan pada akhirnya ke simbolik.
Berkaitan dengan hal tersebut, Chomsky menyatakan bahwa bahasa adalah bentuk
komunikasi, entah itu lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada sistem
simbol. Secara biologis, anak-anak sudah disiapkan untuk belajar bahasa saat
mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Adapun penguasaan bahasa akan
mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan diri individu itu sendiri
yang dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor lingkungan.
I.
Saran
Keempat pakar tersebut yang telah mengemukakan gagasanya mengenai
perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa. Kita sebagai calon guru harus
memahami karakteristik siswa dan tingkat kemampuan siswa. Alangkah baiknya seorang
guru memahami ketiga teori perkembangan kognitif dan satu perkembangan
bahasa tersebut. Sebagai bekal ilmu dalam penerapannya sehari-hari ketika
mengajar. Keempat teori perkembangan kognitif dan bahasa tersebut dapat
di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian diharapkan siswa mampu memahami pelajaran dengan baik dan senang dalam
belajar untuk meningkatkan kemampuan baik kognitif, afektif dan psikomotor.
Daftar Pustaka
Rifa’I, A., Anni C.T. 2012. Psikologi
Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Santrock, John.W. 2007.
Psikologi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Prenada Group.
http.achmdgelorawan.com//perkembangan-kognitif-dan-bahasa yang diakses pada
hari rabu, 26 Maret 2013 pukul 19.00 WIB