Cari Blog Ini

Minggu, 03 April 2016

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA




Perkembangan kognitif dan bahasa pada individu akan memengaruhi proses belajarnya. Dalam memahami berbagai tahapan perkembangan individu, baik kognitif, bahasa, ataupun psikososial, perlu dipahami beberapa prinsip dasar perkembangan manusia, sebagai berikut :
a.       Proses perkembangan sebagai pola yang dapat diprediksi (predictable sequence). Tahapan perkembangan mengikuti pola-pola yang dialami individu pada umumnya. Misalnya, bayi berusia 2 bulan akan mulai dapat memiringkan badan dan menelungkupkan badan.
  1. Setiap individu berkembang dengan kecepatan yang berbeda. 
  2. Peningkatan kecepatan perkembangan dapat timbul selama masa perkembangan 
  3. Perkembangan dipengaruhi oleh pola asuh dan lingkungan 
  4. Dalam masa perkembangan, setiap individu memiliki sensitive period, masa-masa kritis dalam perkembangan individu. 
A.     Definisi Perkembangan Kognitif
Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan . Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.
Jean Piaget lahir di Neuchatel, Swiss. Sejak kecil, ia tertarik pada alam dan senang mengamati burung-burung, ikan, dan binatang lainnya di alam bebas, sehingga akhirnya tertarik pada pelajaran biologi di sekolah. Sejak umur 10 tahun ia telah menerbitkan karangan pertamanya tentang burung “Pipit Albino” pada majalah ilmu pengetahuan alam. Pada umur 15 tahun ia menolak tawaran sebagai curator koleksi moluska di museum Ipa di Geneva, karena ingin menyelesaikan sekolah menengahnya. Pada tahun 1916, Piaget menyelesaikan pendidikan sarjana bidang biologi di Universitas Neuchatel. Pada usia 21 tahun ia telah menyelesaikan disertasi tentang moluska dan memperoleh gelar doctor filsafat. Setelah menyelesaikan pendidikan formal, Piaget memutuskan untuk mendalami psikologi di Zurich. Pada tahun 1919, ia meninggalkan Zurich dan pergi ke Paris. Selama dua tahun, ia tinggal di Universitas Sorbonne, belajar psikologi klinis, logika, serta epistemology.
B.       Teori Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Piaget
      1.    Konsep Kunci
                         Piaget mengajukan empat konsep pokok dalam menjelaskan perkembangan kognitif. Keempat konsep yang dimaksud adalah skema, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium.
a.     Skema
Skema menggambarkan tindakan mental dan fisik dalam mengetahui dan memahami objek.Dalam pandangan Piaget Skema meliputi kategori pengetahuan dan proses memperoleh pengetahuan.Misalnya anak memiliki skema tentang jenis binatang , misalnya kambing.Apabila anak hanya memiliki pengalaman bahwa kambing itu kecil, maka dia akan menggeneralisasikan bahwa semua kambing adalah binatang kecil. Namun seandainya anak itu menghadapi kambing yang besar, anak itu akan memasukkan informasi baru, memodifikasi skema yang telah dimiliki, yang pada akhirnya dia dapat mengatakan bahwa kambing itu ada yang besar dan ada pula yang kecil.
b.    Asimilasi
Merupakan proses memasukkan informasi ke dalam skema yang telah dimiliki.Proses ini agak bersifat subjektif, karena seseorang cenderung memodifikasi pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Dengan menggunakan contoh tersebut, dengan melihat kambing kemudian anak itu menamakannya kambing. Maka, anak itu telah mengasimilasikan binatang tersebut ke dalam skema kambing yang ada pada anak tersebut.
c.    Akomodasi
                             Akomodasi merupakan proses mengubah skema yang telah dimiliki ke dalam informasi baru. Skema akan terus dikembangkan selama akomodasi.
d.   Ekuilibrium
Piaget percaya bahwa setiap anak mencoba memperoleh keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi dengan menerapkan mekanisme keseimbangan.

Anak mengalami kemajuan karena adanya perkembangan kognitif, maka penting untuk mempertahankan keseimbangan antara menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (asimilasi) dan mengubah perilaku karena adanya pengetahuan baru (akomodasi). Ekuilibrium ini menjelaskan cara anak berfikir ke tahap selanjutnya.
Menurut Piaget, perkembangan manusia melalui empat tahap perkembangan kognitif dari lahir hingga dewasa . setiap tahap ditandai oleh munculnya kemampuan intelektual baru dimana manusia mulai mengerti dunia yang bertambah kompleks. Berikut kita akan lihat tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Paiget, seperti yang terdapat dalam kolom berikut :
Tahap
Umur
Karakteristik dan Kemampuan
Sensorimotor
0 hingga 2 tahun
Mulai mempergunakan imitasi, ingatan dan fikiran, mulai mengerti bahwa objek tidak hilang ketika disembunyikan.
Pra-Operasional
2 hingga 7 tahun
Secara gradual mengembangkan penggunaan bahasa dan kemampuan untuk berfikir dalam bentuk simbolik, berfikirnya masih egosentris dan berpusat. Anak mulai menjelaskan dunia dengan kata dan gambar
Operasional-Konkret
7 hingga 11 tahun
Mampu mengatasi masalah-masalah konkret secara logis, memahami hukum-hukum percakapan, mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan dari besar ke kecil begitu juga sebaliknya
Memahami reversibilitas ( kemampuan untuk memikirkan serangkaian langkah, lalu membalikkan langkah itu secara mental kembali ke titik awal.
Operasional Formal
11 hingga dewasa
Mampu berfikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah. Mengembangkan tentang isu-isu sosial dan identitas.

2.    Implikasi Pembelajaran
Terdapat beberapa hal yang dapat dimanfaatkan untuk dasar pertimbangan tatkala mengajar:
a.    Tatkala guru mengajar hendaknya menyadari  bahwa banyak siswa remaja yang belum dapat mencapai tahap berfikir operasional formal secara sempurna, kondisi ini menuntut konsekuensi pada penyusunan kurikulum, hendaknya tidak terlalu formal dan abstrak.
b.    Kondisi pembelajaran diciptakan dengan nuansa eksplorasi dan penemuan.
c.    Metode pembelajaran hendaknya mengarah pada konstruktivisme
d.   Setiap akhir pembelajaran siswa diminta membuat “map mind”
Aktivitas mental anak terorganisasi dalam suatu struktur kegiatan mental yang disebut ”skema” atau pola tingkah laku. Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang menjadi perhatian Piaget yaitu struktur, isi dan fungsi :
Struktur : Piaget memandang ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental dan perkembangan logis anak-anak. Tindakan (action) menuju pada operasi-operasi dan operasi-operasi menuju pada perkembangan struktur-struktur.
Isi      : Merupakan pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.
Fungsi : adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual. Menurut Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan pada organism kemampuan untuk mengestimasikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau psikologis menjadi system-sistem yang teratur dan berhubungan.

C.       Asumsi Dasar Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Beberapa asumsi dasar dari teori perkembangan kognitif Piaget:
·           Anak bersifat aktif dan “motivational learner” 
·           Anak membangun pengetahuan dari pengalaman langsung 
·           Anak belajar melalui asimilasi dan akomodasi
Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita melakukan pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
  • Interaksi penting melalui interaksi fisik dan lingkungan sosial 
  • Kompleksitas tingkatan kognitif melalui equilibrium, yaitu kondisi dimana individu dapat menjelaskan konsep-konsep baru yang dipahaminya. 
  • Perkembangan kognitif hanya dapat terjadi setelah masalah-masalah neurologis teratasi. 

Tahapan Perkembangan Kognitif


1. Sensorimotor Stage
  • Skema yang terbentuk berdasarkan persepsi terhadap obyek nyata yang dilihat. 
  • Belum dapat melakukan skema mental. 
  • Melakukan eksperimen trial-error. 
2. Preoperational Stage
  • Skema yang dimiliki sudah merepresentasikan objek yang dilihat, tetapi masih belum melakukan penalaran logis. 
  • Mulai dapat melakukan Symbolic thinking, walaupun masih dalam bentuk illogical. Misalnya, anak mengenal konsep bandut, dan mengenali badut walaupun dalam kostum badut yang berbeda. 
  • Preoperational egocentrism : kemampuan melihat situasi dari sudut pandang orang lain 
  • Egocentric speech : mengatakan sesuatu tanpa menyadari maknanya secara penuh 
3. Concrete operational stage
  1. Mulai dapat berpikir logis seperti orang dewasa tetapi masih terbatas dalam pemahaman realitas nyata. 
  2. Dapat melakukan klasifikasi
  3. Dapat melakukan penalaran deduktif
4. Formal Operational stage
  • Proses penalaran logis terhadap objek abstrak mulai terbentuk sama baiknya dengan penalaran logis pada objek konkret. 
  • Mulai dapat membuat konsep abstrak, hipotesis, ataupun kesimpulan. 

D. Teori Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Bruner
1.    Konsep Kunci
            Brunner dalam menyusun teori perkembangan kognitif memperhitungkan enam hal.
a.    Perkembangan intelektual ditandai oleh meningkatnya variasi respon terhadap stimulus.
b.    Pertumbuhan tergantung pada perkembangan intelektual dan system pengolahan informasi yang dapat menggambarkan realita.
c.    Perkembangan intelektual memerlukan peningkatan kecakapan untuk mengatakan pada dirinya sendiri dan orang lain, melalui kata – kata atau symbol.
d.   Interaksi antara guru dengan siswa adalah penting bagi perkembangan kognitif.
e.    Bahasa menjadi kunci perkembangan kognitif.
f.     Pertumbuhan kognitif ditandai oleh semakin meningkatnya kemampuan melakukan berbagai kegiatan secara bersamaan dan mengalokasikan perhatian secara runtut pada berbagai situasi.
2.  Tahap Perkembangan
     Bruner mengelompokan ada tiga perkembangan kognitif :
1.  Tahap enaktif.
     Pada tahap ini anak memahami ligkungannya.  Contohnya saja anak yang sedang belajar naik sepeda.
2.    Tahap ikoni.
     Pada tahap ini informasi dibawa anak melalui imageri. Karakteristik tunggal pada obyek yang diamati dijadikan sebagai pegangan, dan pada akhirnya anak mengembangkan memori visual.
3.    Tahap simbolik.
     Pada tahap ini tindakan tanpa pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman perseptual sudah berkembang. Pada tahap simbolik ini memberikan peluang anak untuk menyusun gagasan secara padat, misalnya menggunakan gambar yang saling berhubungan atau mengunakan bentuk-bentuk tertentu.
3.    Implikasi terhadap Pembelajaran
1.   Anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru perlu memperlihatkan fenomena atau masalah kepada anak. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan wawancara atau pengamatan terhadap objek.
2.   Anak, terutama pada pendidikan anak usia dini dana anak SD kelas rendah, akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari, misalnya dengan melihat, merasakan, mencium, dan sebagainya. Pendekatan pembelajaran diskoveri atau pendekatan pembelajaran induktif lainnya akan lebih efektif dalam proses pembelajaran anak.
3.   Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena itu, pengalaman baru yang dipelajari anak harus sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki anak.

E.          Teori Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Vygotsky
Tiga konsep yang dikembangkan dalam teori vygotsky  (Tappan, 1998) : (1) keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila di analisis dan pahami apabila dianalisis dan di interpretasikan secara developmental; (2) kemampuan kognitif yang di mediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus yang berfungsi sebagai alat psikologis untukmembantu dan menstraformasi aktivitas mental; dan (3) kemampuan kognitif berasal dari relasi social dan dipengaruhi oleh latarbelakag sosiokultural.
Vygotsky berpendapat bahwa pada masa kanak kanak awal (early childhood), bahasa mulai digunaka sebagai alat yang membantu anak untuk merancang aktivitas dan memecahkan problem. Vygotsky percaya bahwa kemampuan kognitif berasal dari hubungan social dan kebudayaan. Oleh karena itu karena itu perkembangan anak tidak bisa dipisahkan dari kegiatan social dan cultural ( Holland, dkk 2001 ). Dia percaya bahwa perkembangan memori , perhatian dan nalar, melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada dalam masyarakat, seperti bahasa, system matematika, dan strstegi memori. Pada satu kultur, konsep ketiga ini dimaksudkn mungkin berupa pelajaran menghitung dengan menggunkan computer, namun dalam kultur yang berbeda, pembelajaran ini mungkin berupa pelajaran berhitung menggunakan batu dan jari.
Teori vygotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi  situasi dan bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di antara orang dan lingkungan, yang mencaku objek artifak, alat, buku, dan komunitas tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan kognitif berasal dari situasi social.
Vygotsky mengemukakan beberapa ide tentang zone of proxsimal development (ZPD). Zone of proximal development (ZPD) adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian, tapi dapat dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Untuk memahami batasan ZPD anak, terdapat batasan atas, yaitu tingkat tanggung  jawab atau tugas tambahan yang dapat dikerjakan anak dengan bantuan instruktur yang mampu, diharapkan pasca bantuan ini anak tatkala melakukan tugas  sudah mampu tanpa bantuan orang lain dan batas bawah, yang dimaksud adalah tingkat problem yang dapat dipecahkan oleh anak seorang diri.
ZPD menurut vygotsky menunjukkan akan pentingnya pengaruh social, terutama pengaruh instruksi atau pengajaran terhadap perkembangan kognitif anak ( Hasse, 2001).  Salah satu Contoh aplikasi konsep ZPD adalah tutorial tatap muka yang diberikan pada guru Selandia Baru dalam program Reading Recovery. Tugas ini dimulai dengan tugas membaca yang sudah dikenal dengan baik, kemudian  pelan-pelan memperkenalkan strategi membaca yang belum dikenal dan kemudian menyerahkan control aktivitas kepada si anak sendiri ( Clay & Cazden dalam Santrocks, 2008 ).
Scaffolding yaitu teknik untuk mengubah tingkat dukungan. Selama sesi pengajaran, orang yang lebih ahli ( guru atau siswa yang lebih mampu ) menyesuaikan jumlah bimbingannya dengan level kinerja siswa yang di capai. Ketika tugas siswa yang akan di pelajari merupakan tugas baru, maka orang yang lebih ahli dapat menggunakan teknik intruksi langsung. Saat kemampuan sisa meningkt, maka semakin sedikit bimbingan yang diberikan.
Dialog merupakan alat penting dalam teknik ini di dalam ZPD . Didalam hal ini vygotsky menganggap anak memmpunyai konsep yang banyak, namun tidak sistematis, tidak teratur, dan spontan. Tatkala anak mendapatkan bimbingan dari para ahli, mereka akan membahas konsep yang lebih sitematis, logis ,dan rasional.
Bahasa dan pemikiran. Vygotsky berkeyakinan bahwa anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk berkomunkikasi saja, melainkan juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri. Penggunaan bahasa untuk mengatur diri sendiri, dinamakan pembicaraan batin (inner speech) atau berbicara sendiri (private speech). Menurut piaget, berbicara sendiri bersifat egosentris dan tidak dewasa tetapi menurut vygotsky adalah alat penting bagi pemikiran selama mas kanak kanak. Tatkala anak sering meakukan pembicaraan batin, ia justru akan lebih kompeten secara social. Karena anak menginternalisasikan pembicaraan egosentrisnya dalam bentuk pembicaraan batin kemudian pembicaraan batin ini menjadi pemikiran mereka. Oleh karena itu pembicaraa batin dapat mempresentasikan transisi awal untuk menjadi lebih komuniktif secara social.
Implikasi Dalam Pembelajaran
Pembelajaran akan lebih efektif tatkala seorang guru mengajar dengn menggunakan teori vygotsky sebagai landasan, bentuk pembelajaran yang dimaksud adalah :
a.  Sebelum mengajar, seorang guru hendaknya dapat memahami ZPD siswa batas bawah sehingga bermanfaat untuk menyusun struktur materi pembelajaran. Implikasinya guru lebih akuat tatkala menyusun strategi mengajarnya, sehingga tidak melulu selalu memberikan bimbingan kepada siswa. Dampak pengiringnya adalah siswa dapat belajar sampai tingkat keahlian yang diharapkan dan mencapai ZPD pada batas atas.
b.    Untuk mengembangkan pembelajaran yang komunitas seorang guru perlu memanfaatkan tutor sebaya didalam kelas.
c.    Dalam pembelajaran seorang guru hendaknya menggunakan teknik scaffolding dengan tujuan siswa dapat belajar atas inisiatifnya sendiri, sehingga mereka dapat mencapai keahlian pada batas atas ZPD.

F.       Teori Perkembangan Bahasa Menurut Pandangan Chomsky
1.    Pengertian
Perkembangan bahasa dalam psikolinguistik diartikan sebagai proses untuk memperoleh bahasa, menyusun tatabahasa dari ucapan – ucapan, memilih ukuran penilaian tatabahasa yang paling tepat dan paling sederhana (Tarigan, 1986 : 243). Proses perkembangan bahasa dijelaskan melalui dua pendekatan :
a.    Navistik : struktur bahasa telah ditentukan secara biologik sejak lahir (tarigan,1986 :257)
b.    Empiris : kemampuan berbahasa merupakan hasil belajar individu dalam berinteraksi dengan lingkungan (orang dewasa yang berbahasa).
2.  Tahap –  tahap Perkembangan
Perkembangan bahasa sebagai aspek universal berlangsung dalam suatu pola yang bertahap :
a.    Tahap Pralinguistik : perkembangan permulaan bahasa yang dimulai sejak usia mulai 3 bulan. Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif.
b.    Tahap Halofrastik : pada usia sekitar satu tahun anak mulai mengucapkan kata – katanya pertama.contoh : “kursi “.
c.    Tahap kalimat dua kata : anak mulai lebih banyak kemungkinan untuk menyatakan maksud dan berkomunikasi dengan kalimat dua kata .contoh “ kucing papa “.
d.   Tahap perkembangan tata bahasa : berkisar antara 2 – 5 tahun, anak mulai mengembangkan sejumlah sarana tata bahasa, panjang kalimat bertambah, ucapan yang dihasilkan semakin kompleks.
e.  Tahap perkembangan tata bahasa menjelang dewasa  : berkisar 5 – 10 tahun, anak mulai mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih rumit.
f.     Tahap kompetensi lengkap : berkisar 11 tahun sampai dewasa,anak semakin lancar dan fasih dalam berkomunikasi dengan bahasa.


Kemampuan Berbahasa dan Berpikir
Berpikir merupakan rangkaian proses kognisi yang bersifat pribadi yang berlangsung selama terjadinya stimulus sampai dengan munculnya respon ( Morgan 1989 :228 ).
Dalam aktivitas berpikir di dalamnya melibatkan bahasa.Berpikir merupakan percakapan dalam hati.Bahasa merupakan alat untuk berpikir mengekspresiakn hasil pemikiran tersebut.Jadi berpikir dan berbahasa merupakan dua aktivitas bersamaan.Faktor yang paling berperan adalah faktor kognisi.

G. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi  Perkembangan Bahasa
a.    Faktor Biologis
     Kemampuan kodrati atau alami yang memungkinkannya menguasai bahasa.Potensi alam ini bekerja secara otomatis.
b.    Faktor lingkungan
     Lingkungan yang kaya dengan kemampuan bahasanya akan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi berkembangnya bahasa individu yang tinggal di dalamnya.
Implikasi dalam Pembelajaran
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, di antaranya adalah :
a.    Mengupayakan lingkungan yang dapat memberikan kesempatan seluas – luasnya bagi perkembangan bahasa secara optimal.Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat perlu dikembangkan menjadi lingkungan yang dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar, berlatih, dan mengembangkan kemampuan bahasa.
b.  Pengenalan sejak dini terhadap lingkungan yang memiliki variasi kemampuan bahasa pada anak sangat diperlukan untuk memacu perkembangan bahasa.
c.    Mengembangkan strategi untuk mempermudah penguasaan bahasa. Antara lain: cara untuk memudahkan mengingat, meniru, mengalami langsung dan bermain.

Implikasi Perkembangan Kognitif dan Bahasa terhadap Pendidikan

Prinsip
Implikasi Pendidikan
Anak secara aktif mengkonstruk pengetahuannya
Stimulasi anak dengan memberikan kesempatan berkesperimen dengan objek dan event
Interaksi sosial penting dalam mengembangkan kemampuan kognitif
Stimulasi anak dengan kesempatan untuk menunjukkan atau membagi ide2 nya ataupun perspective sudut pandangnya
Perkembangan kognitif melibatkan informasi baru untuk prior knowledge-nya
Pastikan anak memiliki prior knowledge dan pengalaman yang dapat digunakan untuk menghubungkan materi-materi baru. Gunakan pengetahuan sebelumnya untuk membantu memahami berbagai ide dan informasi baru
Pengetahuan anak proses kognitifnya meningkat dan lebih terorganisasi / terintegrasi
Bantu siswa untuk menemukan hubungan2 antara konsep dan ide
Kesiapan siswa dalam menyelesaikan tugas menentukan apakah tugas tersebut turut meningkatkan kemampuan kognitifnya
Bagi tugas sesuai level pemahaman
Perkembangan kognitif dan bahasa saling terhubung
Kembangkan kemampuan kognitif dan bahasa secara simultan dengan memanfaatkan pelajaran atau materi yang ada

H.           Kesimpulan        
Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah produk dari proses biologis, kognitif, dan sosioemosional, yang sering kali saling terkait. Periode perkembangan mencakup bayi, anak-anak awal, menengah dan akhir, remaja, dan dewasa awal. Jean Piaget mengajukan teori tentang perkembangan kognitif anak yang melibatkan proses-proses penting: skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, ekuilibrasi. Dalam teorinya, perkembangan kognitif terjadi dalam urutan empat tahap, yaitu sensori motor (dari kelahiran hingga usia 2 tahun), pra-operasional (3-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun), dan operasional formal (11-15 tahun). Pada masing-masing tahap mengalami kemajuan secara kualitatif. Di sisi lain, Lev Vygotsky mengemukakan teori tentang perkembangan kognitif. Vygotsky menekankan bahwa keahlian kognitif perlu diinterpretasikan secara developmental, dimediasi oleh bahasa, dan punya asal-usul dari relasi sosial dan kultur.
Bruner menyatakan teori perkembangan kognitif seseorang ditandai oleh meningkatnya variasi respon terhadap stimulus. Dimana perkembangan kognitif seseorang berkembang dari tahap enaktif ke ikonik dan pada akhirnya ke simbolik. Berkaitan dengan hal tersebut, Chomsky menyatakan bahwa bahasa adalah bentuk komunikasi, entah itu lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada sistem simbol. Secara biologis, anak-anak sudah disiapkan untuk belajar bahasa saat mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Adapun penguasaan bahasa akan mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan diri individu itu sendiri yang dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor lingkungan.
I.              Saran
             Keempat pakar tersebut yang telah mengemukakan gagasanya mengenai perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa. Kita sebagai calon guru harus memahami karakteristik siswa dan tingkat kemampuan siswa. Alangkah baiknya seorang guru memahami  ketiga teori perkembangan kognitif dan satu perkembangan bahasa tersebut. Sebagai bekal ilmu dalam penerapannya sehari-hari ketika mengajar.  Keempat teori perkembangan kognitif dan bahasa tersebut dapat di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari dalam proses pembelajaran. Dengan demikian diharapkan siswa mampu memahami pelajaran dengan baik dan senang dalam belajar untuk meningkatkan kemampuan baik kognitif, afektif dan psikomotor.
                       




























Daftar Pustaka

Rifa’I, A., Anni C.T. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.

Santrock, John.W. 2007. Psikologi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Prenada Group.

http.achmdgelorawan.com//perkembangan-kognitif-dan-bahasa yang diakses pada hari rabu, 26 Maret 2013 pukul 19.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar